Berawal dari hanya sekedar iseng-iseng masuk ke sebuah room chat, saya akhirnya disapa oleh seorang Iran, Ali (26). berawal dari sekedar saling menyapa, menanyakan asal dan lain-lain, kemudian percakapan kami berlanjut pada hal agama dan kepercayaan. Sebenarnya, arah percakapan yang menuju agama ini berawal dari permintaan dia untuk melihat cam saya, akan tetapi saya menolak karena saya sedang diruangan pribadi saya (kamar) dan sedang tidak menggunakan kerudung. Saya keberatan untuk menggunakan cam karena saya sedang tidak menggunakan kerudung. Kembali lagi ke maslah obrolan kami tentang kepercayaan dan agama. Dia langsung melontarkan kalimat "I think you're a sonny, but I'm a shie", lalu saya menimpali "that's okay if you're a shie, but what's wrong with sonny?". percakapan pun berlanjut pada hal tentang penjelasan apa perbedaan syiah dengan sunni. Jujur, saya tidak begitu mempersoalkan apakah seseorang itu syiah ataupun sunni, yang saya tahu hanyalah Islam, dan kami muslim menyembah pada Tuhan yang sama Allah SWT dan mempercayai bahwasanya Muhammad saw. lah nabi dan rasul terakhir, dan kami pun bertutur pada satu kitab yaitu Al-Qur'an. Jadi intinya, no matter whether you're sonny or shie, we're the same, we're muslim, we pray to the same God, Allah SWT, we believe in the same prophet, Muhammad saw., and we recite the same holy Qur'an.... :)
I am proud to be muslim :)
Islam teaches us to live peacefully even though we're different.....
Wednesday, March 30, 2011
Tuesday, March 29, 2011
aku dan kalian =)
by Dini Mariam on Wednesday, March 23, 2011 at 8:58pm
dulu, dengan pemikiran dangkal saya, sempat menakutkan suatu hal yang sebenarnya kini bisa ditepis mentah-mentah.
dulu kawan.....sebelum kita semua bersatu, berkumpul dan saling bertatap muka..
sempat terfikir bahwa saya akan terasing di tengah manusia dengan pemikiran-pemikiran berbeda...
dulu kawan, saya sempat terfikir tidak akan pernah bisa menyelusup masuk kedalam cerita kalian..
ke dalam lingkungan kalian..
kedalam hidup kalian...
dulu kawan, saya menakutkan hal yang konyol...
konyol karena berfikir kalian akan sibuk dengan pemikiran kalian sendiri..
kalian akan sibuk dengan idealisme kalian sendiri,,
dan kalian akan sibuk mempertahankan ke'aku'an kalian sendiri...
tapi kini kawan, sungguh manis...
ternyata ketakutan itu hanyalah sebuah kegelapan memilukan yang harus dikubur dalam-dalam...
ketakutan itu hanyalah paradigma saya yang harus dipecahkan dan dibuang jauh-jauh...
mindset yang salah ditempatkan oleh isi kepala saya.....
kini kawan,,saya menemukan aroma keluarga..
saya menemukan manisnya kebersamaan...
indahnya perasaan sepenanggungan dalam menjalani susah-senangnya berjuang melewati kewajiban kita semua...
tidak kah dirasakan juga kawan?
saya temukan sebuah kalimat baru "kita dikumpukan sekarang dalam posisi dan sepenanggungan yang sama, adalah agar kita pada akhirnya mengerti bahwa kalian lah keluarga baru yang benar-benar baru saya temukan setelah selama 3 tahun lebih saya bergumul d institusi yang sama dengan kalian, hanya masalah waktu sampai Tuhan mempertemukan kita semua dalam moment PLP ini"
setelah saya menyelam dalam kehidupan kalian, merasa berada dalam sepenanggungan yang sama, merasa dalam garis nasib yang sama, bahwa kita sama-sama tengah berjuang....saya kini bisa berkata "YOU ARE MY FAMILY"
"WE'RE BIG FAMILY..."
^_____^
*sebuah surat untuk keluarga baruku tersayang =)
dulu kawan.....sebelum kita semua bersatu, berkumpul dan saling bertatap muka..
sempat terfikir bahwa saya akan terasing di tengah manusia dengan pemikiran-pemikiran berbeda...
dulu kawan, saya sempat terfikir tidak akan pernah bisa menyelusup masuk kedalam cerita kalian..
ke dalam lingkungan kalian..
kedalam hidup kalian...
dulu kawan, saya menakutkan hal yang konyol...
konyol karena berfikir kalian akan sibuk dengan pemikiran kalian sendiri..
kalian akan sibuk dengan idealisme kalian sendiri,,
dan kalian akan sibuk mempertahankan ke'aku'an kalian sendiri...
tapi kini kawan, sungguh manis...
ternyata ketakutan itu hanyalah sebuah kegelapan memilukan yang harus dikubur dalam-dalam...
ketakutan itu hanyalah paradigma saya yang harus dipecahkan dan dibuang jauh-jauh...
mindset yang salah ditempatkan oleh isi kepala saya.....
kini kawan,,saya menemukan aroma keluarga..
saya menemukan manisnya kebersamaan...
indahnya perasaan sepenanggungan dalam menjalani susah-senangnya berjuang melewati kewajiban kita semua...
tidak kah dirasakan juga kawan?
saya temukan sebuah kalimat baru "kita dikumpukan sekarang dalam posisi dan sepenanggungan yang sama, adalah agar kita pada akhirnya mengerti bahwa kalian lah keluarga baru yang benar-benar baru saya temukan setelah selama 3 tahun lebih saya bergumul d institusi yang sama dengan kalian, hanya masalah waktu sampai Tuhan mempertemukan kita semua dalam moment PLP ini"
setelah saya menyelam dalam kehidupan kalian, merasa berada dalam sepenanggungan yang sama, merasa dalam garis nasib yang sama, bahwa kita sama-sama tengah berjuang....saya kini bisa berkata "YOU ARE MY FAMILY"
"WE'RE BIG FAMILY..."
^_____^
*sebuah surat untuk keluarga baruku tersayang =)
Lirik Born This Way – Lady Gaga
It doesn’t matter if you love him, or capital H-I-M
Just put your paws up
‘Cause you were born this way, baby
My mama told me when I was young
We are all born superstars
She rolled my hair and put my lipstick on
In the glass of her boudoir
“There’s nothin’ wrong with lovin’ who you are”
She said, “‘Cause He made you perfect, babe”
“So hold your head up, girl and you you’ll go far,
Listen to me when I say”
I’m beautiful in my way,
‘Cause God makes no mistakes
I’m on the right track, baby
I was born this way
Don’t hide yourself in regret,
Just love yourself and you’re set
I’m on the right track, baby
I was born this way
(Born this way)
Ooo, there ain’t no other way
Baby, I was born this way
Baby, I was born this way
(Born this way)
Ooo, there ain’t other way
Baby, I was born this way
I’m on the right track, baby
I was born this way
Don’t be a drag, just be a queen
Don’t be a drag, just be a queen
Don’t be a drag, just be a queen
Don’t be!
Give yourself prudence and love your friends
Subway kid, rejoice the truth
In the religion of the insecure
I must be myself, respect my youth
A different lover is not a sin
Believe capital H-I-M (hey, hey, hey)
I love my life, I love this record and
Mi amore vole fe yah
I’m beautiful in my way,
‘Cause God makes no mistakes
I’m on the right track, baby
I was born this way
Don’t hide yourself in regret,
Just love yourself and you’re set
I’m on the right track, baby
I was born this way
Ooo, there ain’t no other way
[ From: http://www.metrolyrics.com/born-this-way-lyrics-lady-gaga.html ]
Baby, I was born this way
Baby, I was born this way
(Born this way )
Ooo, there ain’t other way
Baby, I was born way
I’m on the right track, baby
I was born this way
( Queen ,
Don’t be , Queen )
Don’t be drag, just be a queen
Whether you’re broke or evergreen
You’re black, white, beige, chola descent
You’re lebanese, you’re orient
Whether life’s disabilities
Left you outcast, bullied or teased
Rejoice and love yourself today
‘Cause baby, you were born this way
No matter gay, straight or bi
lesbian, transgendered life
I’m on the right track, baby
I was born to survive
No matter black, white or beige
chola or orient made
I’m on the right track, baby
I was born to be brave
I’m beautiful in my way
‘Cause God makes no mistakes
I’m on the right track, baby
I was born this way
Don’t hide yourself in regret,
Just love yourself and you’re set
I’m on the right track, baby
I was born this way, yeah!
Ooo, there ain’t no other way
Baby, I was born this way
Baby, I was born this way
(Born this way )
Ooo, there ain’t other way
Baby, I was born this way
I’m on the right track, baby
I was born this way
I was born this way, hey!
I was born this way, hey!
I’m on the right track, baby
I was born this way, hey!
I was born this way, hey!
I was born this way, hey!
I’m on the right track, baby
I was born this way, hey!
Just put your paws up
‘Cause you were born this way, baby
My mama told me when I was young
We are all born superstars
She rolled my hair and put my lipstick on
In the glass of her boudoir
“There’s nothin’ wrong with lovin’ who you are”
She said, “‘Cause He made you perfect, babe”
“So hold your head up, girl and you you’ll go far,
Listen to me when I say”
I’m beautiful in my way,
‘Cause God makes no mistakes
I’m on the right track, baby
I was born this way
Don’t hide yourself in regret,
Just love yourself and you’re set
I’m on the right track, baby
I was born this way
(Born this way)
Ooo, there ain’t no other way
Baby, I was born this way
Baby, I was born this way
(Born this way)
Ooo, there ain’t other way
Baby, I was born this way
I’m on the right track, baby
I was born this way
Don’t be a drag, just be a queen
Don’t be a drag, just be a queen
Don’t be a drag, just be a queen
Don’t be!
Give yourself prudence and love your friends
Subway kid, rejoice the truth
In the religion of the insecure
I must be myself, respect my youth
A different lover is not a sin
Believe capital H-I-M (hey, hey, hey)
I love my life, I love this record and
Mi amore vole fe yah
I’m beautiful in my way,
‘Cause God makes no mistakes
I’m on the right track, baby
I was born this way
Don’t hide yourself in regret,
Just love yourself and you’re set
I’m on the right track, baby
I was born this way
Ooo, there ain’t no other way
[ From: http://www.metrolyrics.com/born-this-way-lyrics-lady-gaga.html ]
Baby, I was born this way
Baby, I was born this way
(Born this way )
Ooo, there ain’t other way
Baby, I was born way
I’m on the right track, baby
I was born this way
( Queen ,
Don’t be , Queen )
Don’t be drag, just be a queen
Whether you’re broke or evergreen
You’re black, white, beige, chola descent
You’re lebanese, you’re orient
Whether life’s disabilities
Left you outcast, bullied or teased
Rejoice and love yourself today
‘Cause baby, you were born this way
No matter gay, straight or bi
lesbian, transgendered life
I’m on the right track, baby
I was born to survive
No matter black, white or beige
chola or orient made
I’m on the right track, baby
I was born to be brave
I’m beautiful in my way
‘Cause God makes no mistakes
I’m on the right track, baby
I was born this way
Don’t hide yourself in regret,
Just love yourself and you’re set
I’m on the right track, baby
I was born this way, yeah!
Ooo, there ain’t no other way
Baby, I was born this way
Baby, I was born this way
(Born this way )
Ooo, there ain’t other way
Baby, I was born this way
I’m on the right track, baby
I was born this way
I was born this way, hey!
I was born this way, hey!
I’m on the right track, baby
I was born this way, hey!
I was born this way, hey!
I was born this way, hey!
I’m on the right track, baby
I was born this way, hey!
aku tentang 'khilaf'
Aku setengah berdiri menyadari semua ini
Nestapa kiranya yang dihembus kan angin itu
Ada kejora menari-nari di atas ubun-ubun
Berbaur berpendar dengan cahaya lampion
Menari memutar serupa beliung yang melliuk
Nian lembut suara itu mendayu
Aku berdesir, Tuhan
Tuhan, Aku berdesir
Rasa inilah rasa remuk redam kegelisahan akan masa depan
Kita takabur akan sejatinya Tuhan
Ingin mendahului apa yang di rahasiakan
Timpang
Kita telah berjalan timpang
Mengambil alunan dalam sebuah jalan lentingan yang khilaf
Tuhan cukup jangan hukum aku
Tuhan cukup jangan godam aku
Aku hanya khilaf
Khilaf Tuhan
Monday, March 28, 2011
sebuah renungan kawan
melihat Angelina Sondakh (istri alm. Adjie Masaid) di suatu acara yang ditayangkan televisi swasta, memutar kembali kenangan kita pada betapa mesra dan kompaknya mereka ketika semasa bersama dahulu. Jika melihat mereka, saya kadang berfikir bahwa merekalah pasangan yang paling serasi dan paling kompak baik dalam hal pekerjaan maupun dalam hal percintaan. Melihat mereka membuat saya terkadang berangan-angan 'ingin sekali saya memiliki pasangan yang sangat penyayang dan bertanggung jawab seperti Al. Adjie Massaid.
Melihat ketegaran Angelina Sondakh, seakan mengajarkan kita bahwa perempuan memang tak harus selalu menjadi feminin untuk disebut sebagai perempuan. Perempuan justru harus lebih kuat dan bisa berperan bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun kawan-kawan disekelilingnya. Kita berkaca dari mba Angie, ia yang kini tanpa suaminya di sisinya, tetap masih bisa berdiri tegak dan tegar menghadapi semua cobaan. Cobaan ini dirasa mungkin sangat berat, tapi subhanallah, saya benar-benar salut kepada beliau, tanpa ragu ia masih berdiri tegak dengan perlahan bangkit, mengurusi semua urusan yang belum diselesaikan suaminya, tetap berusaha tegar di depan anak-anak nya, dan tetap melanjutkan hidup.
Kawan, dari sinilah kita sepatutnya mencontoh perjuangan beliau menyingsingkan kesedihan pribadi, meskipun sedih itu tak berujung, demi hidup nya dan hidup anak-anak yang ditinggalkan almarhum. Because Life must go on.
Melihat ketegaran Angelina Sondakh, seakan mengajarkan kita bahwa perempuan memang tak harus selalu menjadi feminin untuk disebut sebagai perempuan. Perempuan justru harus lebih kuat dan bisa berperan bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun kawan-kawan disekelilingnya. Kita berkaca dari mba Angie, ia yang kini tanpa suaminya di sisinya, tetap masih bisa berdiri tegak dan tegar menghadapi semua cobaan. Cobaan ini dirasa mungkin sangat berat, tapi subhanallah, saya benar-benar salut kepada beliau, tanpa ragu ia masih berdiri tegak dengan perlahan bangkit, mengurusi semua urusan yang belum diselesaikan suaminya, tetap berusaha tegar di depan anak-anak nya, dan tetap melanjutkan hidup.
Kawan, dari sinilah kita sepatutnya mencontoh perjuangan beliau menyingsingkan kesedihan pribadi, meskipun sedih itu tak berujung, demi hidup nya dan hidup anak-anak yang ditinggalkan almarhum. Because Life must go on.
dengar aku Tuhan
Jika mungkin rasa ini salah
Mengapa ku harus selalu ada untuknya
Mungkin Tuhan tahu yang terbaik untukku
Tapi aku ingin pakasakan takdirku demi dia
Aku tahu Tuhan pasti lebih tahu
Tapi aku tak mau tahu rencananya
Karena ini hidupku, maka inilah rencanaku
Tuhan kali saja dengarkanlah
Dengarkan inginku yang ini
Ku hanya ingin selalu ada untuknya dan dia untukku
Aku tak mau tau rencanamu
Aku hanya ingin bersama dia
Tak peduli punya rencana apa
Ku hanya ingin bersamanya
Sesungguhnya Ku Ingin Dirindukan
Sudut ini
Laksana limpahan kasih yang turun ke bumi
Lihat ….
Lembayung itu menari akrab
Berkenalan dengan ujung sang ufuk
Lihat ….
Lembayung itu tengah menyalami horizon
Tapi ada kah kita lihat
Matahari diantara sekian mereka itu
Mereka
Lembayung, ufuk, horizon
Kemanakah ia?
Sembunyikah?
Atau larikah?
Oh….sang raja langit luas…
Tak tampak kan lagi raut muka nya
Mungkin murka
Atau hanya ingin bermalasan?
Hmmm…..
“bumi tua…dan begitu pun aku…aku hanya ingin menghela nafas barang sejenak saja..”
“biarkan makhluk sombong yang ada di bumi selama ini menanti aku…”
“merindukan aku…”
Karena sesungguhnya,,aku hanya ingin merasa dirindukan mereka…”
No Sunrise But Rain
No Sunrise But Rain
The morning should be started by sunrise not the rain
The rain seems gives me the sadness in the morning
The foggy morning just came by this morning
Rebreath what has been threw by the universe
But it is supposed to be the sunrise comes this morning
Not the rain
The sunny and warm thing in the sky
Not the cold
As cold as main
I wonder if there will be a sunrise for another day
I wont say a good good bye this morning
Because it’s rain not the sunrise
I only will leave you in the sunrise
To make me sure you’ll never cold
It’s such a long long way to go
I’m just following the road through walk by the wind
So manythings I like for the morning
But not the rain
Because I won’t leave you in the cold and wet and foggy rain
No sunrise today but rain
Then I won’t leave u then
l i s t e n . . . .
should I leave for nothing?
rencana, harapan, dan mimpi manusia memang takkan pernah sanggup melewati kehendak Tuhan...
aturan Tuhan selalu pasti, sekuat apapun manusia itu bermimpi..
Tuhan..
kamu pasti tahu isi hati dari setiap hambamu? pasti ya.
Tuhan..
Kamu juga pasti sudah lebih tahu hati saya jauh hari sebelum saya sendiri merasakannya? pasti ya.
bagaimana bisa aku meragukan keagungan-Mu..
toh nyatanya tak ada satupun di dunia ini yang bisa luput dari tinjauanMu..
saya hanya bisa mengungkapkannya lewat kata-kata..
pada-Mu..tempat mengadu yang paling aman dari segala apa yang ada di muka bumi ini..
Tuhan..
saya yakin, tanpa menyebut permintaan padaMu pun, Kamu pasti sudah mengetahuinya lebih dulu..
jadi....mohon...kabulkan..sebelum saya menutup cerita ini dan meninggalkan dia dengan semua harapan hati akan dirinya.
rencana, harapan, dan mimpi manusia memang takkan pernah sanggup melewati kehendak Tuhan...
aturan Tuhan selalu pasti, sekuat apapun manusia itu bermimpi..
Tuhan..
kamu pasti tahu isi hati dari setiap hambamu? pasti ya.
Tuhan..
Kamu juga pasti sudah lebih tahu hati saya jauh hari sebelum saya sendiri merasakannya? pasti ya.
bagaimana bisa aku meragukan keagungan-Mu..
toh nyatanya tak ada satupun di dunia ini yang bisa luput dari tinjauanMu..
saya hanya bisa mengungkapkannya lewat kata-kata..
pada-Mu..tempat mengadu yang paling aman dari segala apa yang ada di muka bumi ini..
Tuhan..
saya yakin, tanpa menyebut permintaan padaMu pun, Kamu pasti sudah mengetahuinya lebih dulu..
jadi....mohon...kabulkan..sebelum saya menutup cerita ini dan meninggalkan dia dengan semua harapan hati akan dirinya.
Kau lihatkah di ujung sana?
Aku berjalan tertatih di titian ini
Mengahrap semua ini akan jadi nyata
Bukan hanya mimpi, juga bukan bualan semata
Tapak-tapak kaki kita yang telah tercetak di atas tanah itu
Dan kemudian telah terhapus oleh deburan ombak ataupun angin
Tak mengapa,
Karena bagiku bukan bekas atau alas yang menjadi acuan
Tanah di depan yang akan kulangkahi, kita tapaki bersama adalah tanah yang akan menjadi langkah yang pasti bagi kita
Apakah kau merasakan hal yang sama?
Apakah kau mengharapkan hal yang serupa?
Aku ingin ya
Ya
Ya
Ya
Titian kita untuk berjalan masih lah panjang...
Panjang...sekali...
Apakah kau bisa lihat ujungnya?
Aku tak bisa...
Tak pasti pastinya...
Tapi tak mengapa, karena cahaya di timur itu memantulkan cahaya berkemilauan di ujung sana..
Pastilah itu yang bahagia..
Tapi jika bukan, maka kita gantilah menjadi yang berbahagia...
Selama kita berjalan di titian ini, selama itu pula ku takkan pernah berhenti menggantungkan harapku pada langkah kaki ku..
Mengahrap semua ini akan jadi nyata
Bukan hanya mimpi, juga bukan bualan semata
Tapak-tapak kaki kita yang telah tercetak di atas tanah itu
Dan kemudian telah terhapus oleh deburan ombak ataupun angin
Tak mengapa,
Karena bagiku bukan bekas atau alas yang menjadi acuan
Tanah di depan yang akan kulangkahi, kita tapaki bersama adalah tanah yang akan menjadi langkah yang pasti bagi kita
Apakah kau merasakan hal yang sama?
Apakah kau mengharapkan hal yang serupa?
Aku ingin ya
Ya
Ya
Ya
Titian kita untuk berjalan masih lah panjang...
Panjang...sekali...
Apakah kau bisa lihat ujungnya?
Aku tak bisa...
Tak pasti pastinya...
Tapi tak mengapa, karena cahaya di timur itu memantulkan cahaya berkemilauan di ujung sana..
Pastilah itu yang bahagia..
Tapi jika bukan, maka kita gantilah menjadi yang berbahagia...
Selama kita berjalan di titian ini, selama itu pula ku takkan pernah berhenti menggantungkan harapku pada langkah kaki ku..
Kamu Dahulu
Mengembang mengarak dalam derak
Pergi tubuh membisu kelabu
Tapak hati yang dulu tertikam sembilu
Mengarak bebas merajak tapak
Bebas lepas tak terkira
Melangkah kaki melapak jiwa
Lepas beban tepah nestapa
Tak hingga hati memang jika tinggalkan dia
Namun apalah daya hati ini berkehendak
Saat kini kutemukan jiwa itu lagi, ia lusuh dibasuh sembilu
Tengah sedih dan bermuram durja
Tengah sendiri di tapal jelaga
Mata suramnya menyembur maya
Melipat hati seperti tak ingin bersua
Oh...wahai hati yang terabaikan
Inikah balas yang disemburkan duka?
Inikah balas akan hati yang terlupa?
Daku bukan lupa,,tak pernah lupa
Daku pun bukan tega, tak pernah tega
Dulu biarlah dulu
Dulu itu biarlah selalu menjadi masa lalu
Bukan aku tak mau menyambutmu dulu
Aku mau
Bukannya aku tak mau menjemputmu dulu
Aku mau
Tapi hanya andaikan jika aku bisa
Akan kutapaki semua terjangan
Akan kujalani semua cercaan
Jika dulu cinta ku sebiru lautan, maka kini ia sebiru safir
Jika dulu sayangku seluas lautan, maka kini ia seluas galaksi
Jikalau saja dulu kau mencintaiku lebih, maka kini cintaku terlebih melebihi darimu
Bukan sayang, dulu bukan ku tega
Aku tak pernah tega sama sekali
Seurai sepat jerami hati pun tak pernah kutanggalkan
Tak pernah
Rajutan itu masih ada, masih ada hingga kini,,,
Hingga kini ku menapak tua
Hingga kini ku melapuk
Jadi jangan berprasangka
Mengira-ngira dakulah yang meninggalkan
Dulu lah hanya lah dulu
Jangan pernah menjadikannya masa kini
Masa kini hanyalah masa dimana kita berdiri menentang hari
Bukanlah dulu dimana kita saling mencerca
Hati ini tak pernah berubah
Tak sedikitpun
Tak pernah berubah
Masihkah kau tau saat pertama kali genggaman tangan kita?
Aku masih ingat itu
Kikuk daku saat itu sayang..
Kikuk tak terperi
Tangan mu seolah pedang belati berlapiskan berlian
Yang tak kuasa ku menggenggamnya, salah dikira ku tak hormat
Namun tak kuasa ku melepasnya, salah dikira ku tak pandai mejaga milik
Masihkah kau tahu juga selembar tisu diantara jemari kita?
Kau bilang ku lepaskan saja lembaran itu, agar tak jadi penghalang
Saat itulah pertama kalinya kurasakan lembutnya kulit selembut sutra
Tanganku dingin, membeku
Bak seolah ku tak pernah punya panas tubuh
Tapi wajahku hangat, memerah bak terbakar....
Kau tahu?
Itulah yang terindah dari bagian cerita dulu..
Ya...
Hanya sebatas itu saja yang kuingat
Ya...
Bukan ku lupa akan sisanya
Namun hanya yang indah yang ingin kuingat
Bukan ku tega sayang
Tapi kuingin mengingat mu dalam keindahan saja.......
Pergi tubuh membisu kelabu
Tapak hati yang dulu tertikam sembilu
Mengarak bebas merajak tapak
Bebas lepas tak terkira
Melangkah kaki melapak jiwa
Lepas beban tepah nestapa
Tak hingga hati memang jika tinggalkan dia
Namun apalah daya hati ini berkehendak
Saat kini kutemukan jiwa itu lagi, ia lusuh dibasuh sembilu
Tengah sedih dan bermuram durja
Tengah sendiri di tapal jelaga
Mata suramnya menyembur maya
Melipat hati seperti tak ingin bersua
Oh...wahai hati yang terabaikan
Inikah balas yang disemburkan duka?
Inikah balas akan hati yang terlupa?
Daku bukan lupa,,tak pernah lupa
Daku pun bukan tega, tak pernah tega
Dulu biarlah dulu
Dulu itu biarlah selalu menjadi masa lalu
Bukan aku tak mau menyambutmu dulu
Aku mau
Bukannya aku tak mau menjemputmu dulu
Aku mau
Tapi hanya andaikan jika aku bisa
Akan kutapaki semua terjangan
Akan kujalani semua cercaan
Jika dulu cinta ku sebiru lautan, maka kini ia sebiru safir
Jika dulu sayangku seluas lautan, maka kini ia seluas galaksi
Jikalau saja dulu kau mencintaiku lebih, maka kini cintaku terlebih melebihi darimu
Bukan sayang, dulu bukan ku tega
Aku tak pernah tega sama sekali
Seurai sepat jerami hati pun tak pernah kutanggalkan
Tak pernah
Rajutan itu masih ada, masih ada hingga kini,,,
Hingga kini ku menapak tua
Hingga kini ku melapuk
Jadi jangan berprasangka
Mengira-ngira dakulah yang meninggalkan
Dulu lah hanya lah dulu
Jangan pernah menjadikannya masa kini
Masa kini hanyalah masa dimana kita berdiri menentang hari
Bukanlah dulu dimana kita saling mencerca
Hati ini tak pernah berubah
Tak sedikitpun
Tak pernah berubah
Masihkah kau tau saat pertama kali genggaman tangan kita?
Aku masih ingat itu
Kikuk daku saat itu sayang..
Kikuk tak terperi
Tangan mu seolah pedang belati berlapiskan berlian
Yang tak kuasa ku menggenggamnya, salah dikira ku tak hormat
Namun tak kuasa ku melepasnya, salah dikira ku tak pandai mejaga milik
Masihkah kau tahu juga selembar tisu diantara jemari kita?
Kau bilang ku lepaskan saja lembaran itu, agar tak jadi penghalang
Saat itulah pertama kalinya kurasakan lembutnya kulit selembut sutra
Tanganku dingin, membeku
Bak seolah ku tak pernah punya panas tubuh
Tapi wajahku hangat, memerah bak terbakar....
Kau tahu?
Itulah yang terindah dari bagian cerita dulu..
Ya...
Hanya sebatas itu saja yang kuingat
Ya...
Bukan ku lupa akan sisanya
Namun hanya yang indah yang ingin kuingat
Bukan ku tega sayang
Tapi kuingin mengingat mu dalam keindahan saja.......
entahlah
Beranjak pada suatu masa dikala angin berhenti bersemilir
Ia beralih malah mengalunkan debu
Kering, tandus, dan usang
Serasa tak berpijak ilalang pun tergoyang
Melambai terbuai belaian
Anggun, mempesona, dan gemulai
Seakan ingin membakar
Mentari pun menyengat taida tara
Terik, dahaga, dan sengsara
Tepian pun kini tak lagi jauh dipandang mata
Biru warnanya kini bisa kulihat
Khas baunya kini bisa ku hirup
Namun segar rasanya belum jua bisa kukecup
Rindu akan hadirnya ini menambah dahaga yang sedari dulu terpendam
Oh, wahai sang dewi biru...
Bisakah ku menjemput dirimu
Bisa kah ku reguh segarmu
Ingin kulepas kerinduan yang telah semenjak jauh hari membuncah didadaku
Hingga ujung kerongongan ku pun ikut meneriakkan namamu
Tetes dari setiap aliran tubuhmu,,begitu ku harapkan..
Kau lah Sang Pemberi Kehidupan
Ia beralih malah mengalunkan debu
Kering, tandus, dan usang
Serasa tak berpijak ilalang pun tergoyang
Melambai terbuai belaian
Anggun, mempesona, dan gemulai
Seakan ingin membakar
Mentari pun menyengat taida tara
Terik, dahaga, dan sengsara
Tepian pun kini tak lagi jauh dipandang mata
Biru warnanya kini bisa kulihat
Khas baunya kini bisa ku hirup
Namun segar rasanya belum jua bisa kukecup
Rindu akan hadirnya ini menambah dahaga yang sedari dulu terpendam
Oh, wahai sang dewi biru...
Bisakah ku menjemput dirimu
Bisa kah ku reguh segarmu
Ingin kulepas kerinduan yang telah semenjak jauh hari membuncah didadaku
Hingga ujung kerongongan ku pun ikut meneriakkan namamu
Tetes dari setiap aliran tubuhmu,,begitu ku harapkan..
Kau lah Sang Pemberi Kehidupan
... ... tunggu
Awan itu mengarak jauh di angkasa
Menderak lepas di atas sana
Melambai jika tertip angin
Diam bila meneduh
Menutup mentari ia bisa
Menghindar angin ia terasa
Bergerak lepas bebas
Tak pernah diam bertapa
Jiwa awan itu tak terikat
Tak ada yang mengikat
Tak mau mengikat
Ia bertengger megah membumbung di langit
Menjadi atap bagi bumi
Menjadi peneduh surau sunyi
Awan, tetap lah diam disitu
Temani aku dalam pijakan ini
Temani aku dalam tungguku
Karena masih ada yang ingin terucap dari bibir ku:
Aku sayang dirinya
Menderak lepas di atas sana
Melambai jika tertip angin
Diam bila meneduh
Menutup mentari ia bisa
Menghindar angin ia terasa
Bergerak lepas bebas
Tak pernah diam bertapa
Jiwa awan itu tak terikat
Tak ada yang mengikat
Tak mau mengikat
Ia bertengger megah membumbung di langit
Menjadi atap bagi bumi
Menjadi peneduh surau sunyi
Awan, tetap lah diam disitu
Temani aku dalam pijakan ini
Temani aku dalam tungguku
Karena masih ada yang ingin terucap dari bibir ku:
Aku sayang dirinya
hujan dan pelangi
kata orang pelangi itu muncul setelah hujan
tapi ku tunggu hujan, ia tak datang
hanya sepercik sinar lalu menghilang
kata orang pelangi itu muncul setelah hujan
jangankan pelangi, hujan pun tak ada
lalu bagaimana akan ada?
merah, jingga...
cantik warnanya
kuning, hijau...
cerah warnanya
biru, nila...
tak tergambarkan kata
dan dia..ungu..
ternyata lambang kesendirian
kenyataan ketika menunggu pelangi
ternyata kenyataan menunggu kesendirian
sudahlah..
biar aku pulang
bermandikan percikan hujan
basah karena airnya
cukup aku menunggu
hanya melihat hujan, menanti pelangi
aku pergi
karena esok pun akan ada pelangi
pelangi yang lain
tapi ku tunggu hujan, ia tak datang
hanya sepercik sinar lalu menghilang
kata orang pelangi itu muncul setelah hujan
jangankan pelangi, hujan pun tak ada
lalu bagaimana akan ada?
merah, jingga...
cantik warnanya
kuning, hijau...
cerah warnanya
biru, nila...
tak tergambarkan kata
dan dia..ungu..
ternyata lambang kesendirian
kenyataan ketika menunggu pelangi
ternyata kenyataan menunggu kesendirian
sudahlah..
biar aku pulang
bermandikan percikan hujan
basah karena airnya
cukup aku menunggu
hanya melihat hujan, menanti pelangi
aku pergi
karena esok pun akan ada pelangi
pelangi yang lain
Ini aku
Untuk rentangan waktu yang tak terjamah
Tak terengkuh haluan nafas
Mengusang lapuk dalam waktu
Meratapi keringnya diri
Ia terduduk dalam katupan sepi
Menelungkup mata dengan lekukan lutut
Wajah sembilu tersirat dalam mata
Menunggu tangan hapus tetesan air
Ia beranjak meninggalkan gelap
Melangkah meretas asa
Meski dalam gelap ia tertatih
Meraba tapak kaki yang yang dipijak
Ia, kini telah mengerti bahwa ini dunia realistis
Ia, kini telah mengerti bahwa harapan hanya dalam dongeng
Ia, kini telah bangun dengan uluran tangan yang lain
Meski tertatih, selaksa nyawa dalam dirinya berkata: “ini hidup”
Cinta, mungkin tak tahu apa yang dirasa
Kasih, sudah lama hingga lupa akan perih
Mereka, kamu dan dia, lupa pada ahkikat manusia makhluk sederhana
Mereka lupa saya punya rasa
Kamu lupa tahta tak seberapa
Dan dia pun lupa aku punya cinta yang sederhana...
Seperti angin yang mengantarkan debu
Seperti awan jadi tameng hujan
Seperti pelangi menguntai para warna
Seperti nafas yang terhembus tiap derak
Sesederhana itu lah rasaku
Simple namun kompleks secara gurat alur
Seperti merpati yang hanya punya satu pasangan seumur hidup
Aku kini dengan rasa ini, nyaman berselimut meski masih tertatih....
Semoga waktu tak pernah jadi sembilu, seperti musuh menikam
Semoga waktu menjadi mantera, ketika dua tangan ingin berjabat
“ini aku dengan tanganku, jabat ia, tuntun ia, dekap ia dalam dada”
“ini aku dengan hatiku, penuhi ia dengan rasa, bekali ia dengan asa, dan tetapkan dia dengan cinta”
“ini aku dengan senyumku, jaga ia agar tetap merekah, tak pernah menarik kembali senyum yang terlontar”
“ini aku dengan segala atribut ke-aku-an ku, bukan orang lain, dan jaga aku”
Aku lelah berdialog dengan waktu
Aku lelah memasang hatiku
Aku lelah mengasah asa ku
Aku lelah meretas rasa ku
Karena hatiku ada untuk mencintai dan dicintai pada saat bersamaan bukan mencintai secara sepihak
“ini aku dengan tanganku, jabat ia, tuntun ia, dekap ia dalam dada”
“ini aku dengan segala atribut ke-aku-an ku, bukan orang lain, dan jaga aku”
--tsanidee--
Tak terengkuh haluan nafas
Mengusang lapuk dalam waktu
Meratapi keringnya diri
Ia terduduk dalam katupan sepi
Menelungkup mata dengan lekukan lutut
Wajah sembilu tersirat dalam mata
Menunggu tangan hapus tetesan air
Ia beranjak meninggalkan gelap
Melangkah meretas asa
Meski dalam gelap ia tertatih
Meraba tapak kaki yang yang dipijak
Ia, kini telah mengerti bahwa ini dunia realistis
Ia, kini telah mengerti bahwa harapan hanya dalam dongeng
Ia, kini telah bangun dengan uluran tangan yang lain
Meski tertatih, selaksa nyawa dalam dirinya berkata: “ini hidup”
Cinta, mungkin tak tahu apa yang dirasa
Kasih, sudah lama hingga lupa akan perih
Mereka, kamu dan dia, lupa pada ahkikat manusia makhluk sederhana
Mereka lupa saya punya rasa
Kamu lupa tahta tak seberapa
Dan dia pun lupa aku punya cinta yang sederhana...
Seperti angin yang mengantarkan debu
Seperti awan jadi tameng hujan
Seperti pelangi menguntai para warna
Seperti nafas yang terhembus tiap derak
Sesederhana itu lah rasaku
Simple namun kompleks secara gurat alur
Seperti merpati yang hanya punya satu pasangan seumur hidup
Aku kini dengan rasa ini, nyaman berselimut meski masih tertatih....
Semoga waktu tak pernah jadi sembilu, seperti musuh menikam
Semoga waktu menjadi mantera, ketika dua tangan ingin berjabat
“ini aku dengan tanganku, jabat ia, tuntun ia, dekap ia dalam dada”
“ini aku dengan hatiku, penuhi ia dengan rasa, bekali ia dengan asa, dan tetapkan dia dengan cinta”
“ini aku dengan senyumku, jaga ia agar tetap merekah, tak pernah menarik kembali senyum yang terlontar”
“ini aku dengan segala atribut ke-aku-an ku, bukan orang lain, dan jaga aku”
Aku lelah berdialog dengan waktu
Aku lelah memasang hatiku
Aku lelah mengasah asa ku
Aku lelah meretas rasa ku
Karena hatiku ada untuk mencintai dan dicintai pada saat bersamaan bukan mencintai secara sepihak
“ini aku dengan tanganku, jabat ia, tuntun ia, dekap ia dalam dada”
“ini aku dengan segala atribut ke-aku-an ku, bukan orang lain, dan jaga aku”
--tsanidee--
Subscribe to:
Posts (Atom)