Bening embun menggelayut di ujung daun
Bertengger di tepi hijaunya
Dahan itu masih selalu menopang ranting
Bertengger kumbang di atasnya
Warnanya merah dan hitam
Bulat bentuknya
Embun itu kini jatuh tepat pada ilalang
dibawahnya
menelungkup tertunduk ilalang itu pada tanah
rengkuh badan sebab sang embun
melihatnya sejenak terfikir
aku ilalang
dan kamu embun
aku makhluk pendiam
aku goyang jika angin meniupku
aku bebas lepas tak ada yang mengikat
aku sudah diam di kaki pohon sedari lama
meski aku hanya sendiri
kamu embun bening penyejuk pagi
kamu buih alam menggambarkan dingin ditengah bara
kamu bergelayut berpindah tempat dari sana ke sini
kamu indah menggugah setiap pandangan mata
aku ilalang selalu goyang
kamu embun selalu tak tetap
aku ilalang tak pernah tak diterpa angin
kamu embun, sempurna di mata namun rapuh
aku ilalang mandiri namun aku sepi
kamu embun, satu namun menyatu
ketika embun menyentuh ilalang
ia seolah menemukan tempat bernaung yang tepat
ketika embun tiba di tangkai sang ilalang
ia menyambut seolah telah lama menunggu kesejukannya
keduanya saling menemukan
keduanya saling merengkuh
karena keduanya memang butuh
karena keduanya memang menyeluruh
karena keduanya memang rapuh, tanpa satu sama lain
kamu embun yang sejuk namun rapuh
dan aku ilalang yang bebas namun sepi
kita rapuh tanpa satu sama lain
*dedicated for my best part of my life, my sustainer...a poem with love
Ahmad Imanul Adzqia
No comments:
Post a Comment