Powered By Blogger

Friday, September 23, 2011

Aku

Aku terduduk didinginkan malam
Merenung dalam gelapnya temaram
Menghujat berupa sesumpah
menanti air mata melimpah ruah


Sadar dulu terlalu kaku
Menafsir hati tak tentu dimiliki
Takdir nya kini telah merasuk
Menjadi sesuatu seolah menusuk

Bumi itu tidaklah datar
Setelah malam ini
Mentari besok kan mengantar
Sesuatu dengan senyum dari hati

Aku terkungkung atap
Aku dibekam asap
Hatiku selalu dan selalu meratap
Sedih tak berani menatap

Panji hati itu telah buang sauh
melanglangbuana melepas sampai jauh
Hingga sampai kini malam berganti subuh
Tanganku masih tetap melingkar dalam tubuh

Lebih baik kau bunuh aku
Lebih indah kau buang rasa itu
Tak apa aku menangis
Tak apa perihnya begitu mengikis

Kelak, tangisku akan menjadi tangis mu....

No comments:

Post a Comment