Aku meneguk haru
Aku mengenyam asa
Mimpiku menaruh kaki pada negeri seberang
meregup manis ilmu pada sejuta warna mata
Aku menulis berjuta karya
Aku bertukar berjuta frasa
Pada kaki sungai nya ingin aku mengucap
pada tiap pohonnya ingin aku tersenyum
Pada setiap pemberi ilmunya aku ingin berbangga
aku datang dari negeriku demi cita-cita
Ingin aku mengayuh sepeda perjuangan
Memutar roda pada poros hidupku
mengayuh kencang tiada lelah
Demi ibu bapak yang menanti di beranda
pada saat nanti aku ber-toga
aku ingin mereka tersenyum bangga
Aku telah menggores sejarah
Anak kampung, berjaya di Australia...
...aamiin...
Pena Kertas
Aku menulis apa yang ku fikir...
Tuesday, October 8, 2013
Senja Pekat
Jika lusa ku tak bertemu senja
Maka mataku tak lagi terbuka
Mungkin nafas ada pada ujung nya
dan tak lagi ada suara
Pada kesepuluh tahun aku mengingat
tetap saja semua terpatri erat
Sakit dan Senang yang kau lukis lekat
Bersemayam dalam hati, kini pekat
Aku tak lagi aku
Dulu lain lagi kini
Aku akan jadi aku
Tapi pada sisi yang lain
Mungkin cukup aku mengurai kata
tetap, kau tak bisa mengais makna
mata lekat pada sayat
aku lekat pada akhirat
pada tetes mata terakhir di pelupuk
aku bisikkan satu kata untukmu
jauhi aku dari tidurku
alihkan aku dari sakitku
jika lusa senjaku tiada
Maka pada nisan itu aku berada
Tuesday, April 17, 2012
Tuhan...
Tuhan...
Aku tenggelam dalam asa yang gamang
Aku berlumur mimpi suram yang tak terbayang
Langkah ini seolah titian angin
Tertapaki namun dingin
Tuhan...
Aku bersimpuh pada penyakit yang paling nista
Tiada obat yang bisa ku teguk untuk sembuh
Tiada air yang bisa ku reguk untuk lepas dahaga
Tuhan...
Penyakit ini menjalar ke seluruh raga
Lebih parah ia berasal dari jiwa
Datang dari asa yang terpaut dalam
Dari tempat yang tak bisa didiagnosa
Aku...
Orang yang selalu memelihara dengki
Benci seolah sarapan pagiku
Dendam pun kerap menjadi lauk pauk ku
Hasud pun akan segera jadi air minum ku
Tamatlah aku terlumuri para penyakit hati
Dekatlah aku akan menjadi pendusta Mu Tuhan...
Aku hilang arah
Apa yang harus aku perbuat?
Aku tenggelam dalam asa yang gamang
Aku berlumur mimpi suram yang tak terbayang
Langkah ini seolah titian angin
Tertapaki namun dingin
Tuhan...
Aku bersimpuh pada penyakit yang paling nista
Tiada obat yang bisa ku teguk untuk sembuh
Tiada air yang bisa ku reguk untuk lepas dahaga
Tuhan...
Penyakit ini menjalar ke seluruh raga
Lebih parah ia berasal dari jiwa
Datang dari asa yang terpaut dalam
Dari tempat yang tak bisa didiagnosa
Aku...
Orang yang selalu memelihara dengki
Benci seolah sarapan pagiku
Dendam pun kerap menjadi lauk pauk ku
Hasud pun akan segera jadi air minum ku
Tamatlah aku terlumuri para penyakit hati
Dekatlah aku akan menjadi pendusta Mu Tuhan...
Aku hilang arah
Apa yang harus aku perbuat?
Saturday, January 28, 2012
Yang Aku Tulis, Ternyata.....
Lembar baru pada buku putih bersampul coklat ini
Ia halaman ke tiga puluh
Pensil kuning yang masih panjang ini
Masih tergenngam dalam tangan
Masih memutar otak ini
Menyerbu imaji
Mendobrak isi otak
Melengok fikir apa untuk dikuak
Aku terlempar jauh pada waktu lalu
Aku fikir tak pantas digunjing
Tak pantas senyum pun disungging
Karena itu hanyalah kelabu
Tau tidak?
Aku ingin menggonggong seperti anjing
Meludah tepat pada namanya
Aah, baiklah....
Ia memang tak pantas untuk digunjing
Tapi....
Biarlah kertas ini malam ini kosong
Karena yang aku tulis ternyata.....Bukan sesuatu apapun....
Ia halaman ke tiga puluh
Pensil kuning yang masih panjang ini
Masih tergenngam dalam tangan
Masih memutar otak ini
Menyerbu imaji
Mendobrak isi otak
Melengok fikir apa untuk dikuak
Aku terlempar jauh pada waktu lalu
Aku fikir tak pantas digunjing
Tak pantas senyum pun disungging
Karena itu hanyalah kelabu
Tau tidak?
Aku ingin menggonggong seperti anjing
Meludah tepat pada namanya
Aah, baiklah....
Ia memang tak pantas untuk digunjing
Tapi....
Biarlah kertas ini malam ini kosong
Karena yang aku tulis ternyata.....Bukan sesuatu apapun....
Saturday, October 1, 2011
Sembah Bunda
Aku berjajar pada sepi
Melarung duka dengan angin
Tuhan ciptakan bunda dengan cinta
Aku memuja bunda dengan berjuta cinta
Untuk Tuhan dengan segala cintaNya
Titip salamku untuk mata bunda yang penuh jernih
Demi tangan Tuhan yang selalu merangkul
Aku rangkul tangan bunda dengan cinta
Demi sepi yang mendidikku begini
Demi cinta yang mengajarkanku nyata
Aku bersimpuh demi Bunda
Demi yang telah menyejukkan hati
Kepada Tuhan yang menciptakan hari
Beri sentilan nakal jika aku berkelakar
Camkan aku dan purukkan aku
Jika bunda tak pernah kudengar
Kepada hari yang telah menemani
Ajarkan aku mengecup kaki bunda
Dengan segala bakti dan kasih ku
Lewat apa yang kusebut cita
Untuk aku,
Ingat bunda
Ingat sayang yang telah diberikanNya lewat tangan bunda
Melarung duka dengan angin
Tuhan ciptakan bunda dengan cinta
Aku memuja bunda dengan berjuta cinta
Untuk Tuhan dengan segala cintaNya
Titip salamku untuk mata bunda yang penuh jernih
Demi tangan Tuhan yang selalu merangkul
Aku rangkul tangan bunda dengan cinta
Demi sepi yang mendidikku begini
Demi cinta yang mengajarkanku nyata
Aku bersimpuh demi Bunda
Demi yang telah menyejukkan hati
Kepada Tuhan yang menciptakan hari
Beri sentilan nakal jika aku berkelakar
Camkan aku dan purukkan aku
Jika bunda tak pernah kudengar
Kepada hari yang telah menemani
Ajarkan aku mengecup kaki bunda
Dengan segala bakti dan kasih ku
Lewat apa yang kusebut cita
Untuk aku,
Ingat bunda
Ingat sayang yang telah diberikanNya lewat tangan bunda
Thursday, September 29, 2011
Don't let the pain gain
Then here you come.....
when the heart pain
Been ignored for long time
Been hurt over and over
then here you come.....
come in the right time
come in the special moment
then here you come...
offering your heart to be mine
then here I come....
and just can say...
don't let the pain gain....
when the heart pain
Been ignored for long time
Been hurt over and over
then here you come.....
come in the right time
come in the special moment
then here you come...
offering your heart to be mine
then here I come....
and just can say...
don't let the pain gain....
Jejak pada Pagi
Kaki kaki dingin melangkah
Tinggalkan semburat pijak
Pada pagi yang belum terang
Pori kulit masih menggigil
dan embun masih menggelayut
enggan ia terjatuh
Demi ufuk yang masih malu bersua
dengan kami di pesisir ini
Warna kuning nya menghias langit pagi
namun belum mengusir sepi
Demi embun yang masih ingin tertidur
demi nafas yang masih berasap
Kami disini menunggu sinar
Pada pagi yang masih gelap
Aku dengan tangan yang menggenggamnya
Aku yang tengah bersandar di pundaknya
Mata ini ingin terlelap
Pada pagi yang masih gelap
Tangan ini ingin mendekap
Bahu itu yang masih tegap
Demi fajar yang sedang kami nanti
di pesisir pagi ini
Dengan alunan lagu ombak
karena kami tengah di pasir
Air laut menyentuh kaki kami
Buihnya lembut mencium kaki
Kaki kami merasa dingin oleh air asin
Kamu bilang aku mentarimu
Dan aku bilang kamu cahaya kuning di mentari itu
Cantik, indah pula
Memberi warna yang merona
Kamu bilang akan tetap menjabat tangan ini
Aku bilang,
Tak akan ku lepas sampai nanti...
Kata-kata ini
Kelak harus kau ingat
sebagai jejak pada pagi
Tinggalkan semburat pijak
Pada pagi yang belum terang
Pori kulit masih menggigil
dan embun masih menggelayut
enggan ia terjatuh
Demi ufuk yang masih malu bersua
dengan kami di pesisir ini
Warna kuning nya menghias langit pagi
namun belum mengusir sepi
Demi embun yang masih ingin tertidur
demi nafas yang masih berasap
Kami disini menunggu sinar
Pada pagi yang masih gelap
Aku dengan tangan yang menggenggamnya
Aku yang tengah bersandar di pundaknya
Mata ini ingin terlelap
Pada pagi yang masih gelap
Tangan ini ingin mendekap
Bahu itu yang masih tegap
Demi fajar yang sedang kami nanti
di pesisir pagi ini
Dengan alunan lagu ombak
karena kami tengah di pasir
Air laut menyentuh kaki kami
Buihnya lembut mencium kaki
Kaki kami merasa dingin oleh air asin
Kamu bilang aku mentarimu
Dan aku bilang kamu cahaya kuning di mentari itu
Cantik, indah pula
Memberi warna yang merona
Kamu bilang akan tetap menjabat tangan ini
Aku bilang,
Tak akan ku lepas sampai nanti...
Kata-kata ini
Kelak harus kau ingat
sebagai jejak pada pagi
Subscribe to:
Posts (Atom)