Laksana pelangi melengkung di ufuk
Berbagai warna ia trelukis
Dipandang pun tiada jemu
Namun pudar perlahan terkikis
Aku jamu ia sore ini
Dengan lantunan lagu-lagu alam
Serdadu bermunculan dari tengah ladang
Menghampiri tempat dudukan kita disini
Seluas mata memandang
Sejauh itu pula fikiran masing-masing terbang
Detik-detik ini beranjak tanpa kata
Hanya sunyi teman kita
Sampai ilalang itu mengalun
Terayun oleh semilir
Kita masih bedecik
Kita masih dalam bisu
Aku jamu ia dengan mentari sore
Baru bisa terangkai kata
Burung-burung tengah bersiap singgah
Aku baru bisa bertanya
Deruan angin itu pun kalah
Tersirap oleh luapan jantung
Yang aku dengar ternyata balumlah kata
Itu baru hanya degup jantung
Aku menghela nafas
Bosan dan lelah
Kini mentarinya telah pergi beranjak
Dan aku pun akan pulang
Kini ilalang pun telah diam
Kini dingin hanya dingin telah malam
Tak jua aku tahu semua ini
Tak mengerti untuk apa kita disini
Marilah biar aku pulang
Biar kau sebut aku tak peka
Karena aku pun bimbang
Karena aku bukan pembaca makna
Tak apa semua tak terucap
Kita berdua memang tak bisa berucap
Aku pun tak bisa berkelakar
Kamu pun tak bisa berkelakar
Cukuplah kita diam di padang ilalang ini
Dan menutup cerita masing-masing
thanks udah berkunjung .. tp meski di padang ilalang jangan menutup cerita dong .. justru harus bercerita lebih banyak .. hidup itu kan indah .. hehehehe
ReplyDeletehehehe...tenang..ini bukan akhir dari karya saya ko...ini cuman akhir dari salah satu seri koleksi puisi saya =)
ReplyDeleteterimakasih telah berkunjung ^__^