Pernah merasa diabaikan? Pernah merasa ditinggalkan? Jawabannya pasti "Ya". Terlepas dari apakah orang yang mencampakkan mu melakukannya secara sengaja ataupun tidak. Perasaan terabaikan kerap kali datang ketika keberadaan kita memang sama sekali tidak memiliki pengaruh yang signifikan bagi orang tersebut. Kita seolah hanya menjadi "boneka hiasan" bagi kehidupan orang lain. mengapa tidak saya sebutkan saja "pelengkap kehidupan orang lain"? Karena pada dasarnya ketika kita (orang yang tercampakkan dan terabaikan) mejadi sekadar pelengkap bagi orang lain (yang mencampakkan kita) itu artinya bahwa kta berguna bagi kehidupan mereka, ya paling tidak telah melengkapi. Ya, hanya sekedar pelengkap, tidak lebih!
Sesungguhnya, hasrat untuk diakui adalah kerinduan manusia yang paling mendasar (-a friend's quotation). Kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang mempertegas bahwasanya manusia memang selalu ingin dianggap keberadaannya. Bagaimana mungkin kita akan merasa kita ini hidup, sementara orang lain tak pernah "melirik" keberadaan kita, bahwa kita memang benar ada!? Menyedihkan memang. Terkadang orang yang mencampakkan kita lupa bahwa kita juga punya rasa. Punya hasrat ingin diakui seperti kutipan dari seorang teman tadi.
Apapun alasannya, apapun hal yang melatarbelakangi perlakuan mereka terhadap sesuatu yang disebut ignorance, mereka sebenarnya telah melukai dan menggerogoti perasaan seseorang yang lain secara perlahan (namun pasti).
Entah atas dasar kekecewaan saya terhadap seseorang atau memang ini adalah perwujudan untuk mewakili perasaan kebanyakan orang (mungkin), saya memang benci disisihkan, benci dianggap tidak ada, atau benci ketika keberadaan saya memang tidak diperthitungkan. Terlepas dari apakah peran saya dalam kehidupan orang-orang di sekeliling saya memang benar-benar bermutu ataupun tidak. Jikalaupun memang kontribusi saya terhadap kehidupan orang lain memang tidak terlalu signifikan, apakah wajar saya ini disingkirkan. Bolehlah orang menimbang besar kecilnya karya saya, bagus tidak nya apa yang telah saya lakukan. Tapi bukan menjadi hak mereka untuk menghakimi saya dan menjadi saya seseorang yang memang tidak terlalu penting untuk diperhitungkan! I'm a human being, I deserve to be loved.
Alangkah jauh lebih baik jikalau kita sebagai makhluk yang dibekali akal dam fikiran untuk dapat menghargai satu sama lain. Jauh lebih bijak jikalau kita senantiasa menilai seseorang bukan dari apa yang telah diperbuat melainkan kenapa orang tersebut berbuat sesuatu (It's better to not see what people have done, but why people done it). Berjalanlah beriringan, ketika tangan kananmu tidak dapat menuntun orang lain, gunakanlah tangan kirimu. Anggaplah keberadaan tangan kirimu karena ia benar-benar ada.